BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Masalah
Kependudukan
Masalah
penduduk sebenarnya sangat kompleks, banyak sekali aspek yang mencakup didalamnya, diantara aspek pangan, pemukiman,
sandang, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan
sebagainya. Lalu, apa saja konsekuensi yang mesti diterima oleh negara–negara
yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk yang demikian cepat
itu?
Diantara beberapa konsekuensi
tersebut, ada tiga hal yang perlu dicatat yaitu :
1) jumlah angkatan kerja bertambah
dengan cepat seiring dengan cepatnya laju
pertumbuhan penduduk.
2) rendahnya kemampuan negara–negara
yang sedang berkembang untuk menciptakan kesempatan kerja tambahan.
3) semakin menurunnya daya dukung
lingkungan terhadap kualitas kehidupan.
Masalah–masalah
lanjutan yang muncul kemudian adalah angka pengangguran semakin meningkat, urbanisasi,
migrasi makin menjadi–jadi, dan last but not least, angka kejahatan dengan berbagai
bentuk juga meningkat.
Masalah
kependudukan yang dihadapi NSB (Negara Sedang Berkembang) dewasa ini lebih
rumit daripada masa sebelum perang dunia kedua. Tingkat pertumbuhan penduduk
yang terlalu tinggi secara langsung telah menimbulkan masalh bagi NSB dalam
upaya mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,
Tingkat
pertumbuhan penduduk yang semakin cepat di NSB menyebabkan proporsi penduduk
yang belum dewasa menjadi bertambah tinggi dan jumlah anggota keluarga
bertambah besar. Dewasa ini di negara-negara maju penduduk yang di bawah umur
15 tahun adalah sebesar 25-30 persen dari seluruh jumlah mereka. Sedangkan di
NSB proporsi tersebut antara 40-45 persen. Keadaan tersebut diramalkan akan
tetap terjadi sampai akhir abad ini.
Keadaan yang
berumur antara 15-64 tahun. Di negara-negara maju proporsi mereka adalah antara
55-60 persen, sedangkan di NSB sebesar 50-55 persen.
Sekarang bagaimana keadaannya dengan INDONESIA?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan yang
dimaksudkan disini adalah masalah pertambahan jumlah penduduk yang sangat
tinggi di Indonesia. Pertambahan penduduk ini akan menimbulkan berbagai masalah
dan hambatan bagi upaya-upaya pengembangan yang dilakukan karena pertumbuhan
penduduk yang tinggi tersebut akan menyebabkan cepatnya pertambahan jumlah
tenaga kerja, sedangkan kemampuan Indonesia dalam menciptakan kesempatan kerja
baru sangat terbatas.
Sebagai akibat dari dua keadaan yang
bertentangan diatas, maka pertumbuhan penduduk biasanya menimbulkan
masalah-masalah seperti : struktur umur muda, jumlah pengangguran yang semakin
lama semakin serius, urbanisasi dan sebagainya.
2.1.1.
Struktur Umur Dan Penyebaran Penduduk
Ada 3 ciri
yang menandai perkembangan dan permasalahan kependudukan Indonesia dewasa ini.
Yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih perlu diturunkan, penyebaran
penduduk antar daerah yang kurang seimbang, serta kualitas kehidupan penduduk
yang perlu ditingkatkan.
Menurut Biro
Pusat Statistik (BPS), pada akhir tahun 1988 penduduk indonesia diperkirakan
berjumlah sekitar 175,6 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan naik menjadi
192,9 juta pada tahun 1993. Dengan demikian jumlah penduduk akan naik sebanyak
17,3 juta, suatu pertambahan penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 9,9% dari
jumlah penduduktahun 1988. Itu berarti rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun
repelita V adalah 1,9%. Pertumbuhan penduduk sebesar 1,9% tersebut merupakan
hasil akhir dari 2 komponen penting kependudukan yaitu tingkat kelahiran dan
tingkat kematian. Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar diperkirakan 28,7 per
1000 penduduk, dan angka kematian kasar adalah 7,9 per 1000 penduduk. Dengan
demikian tingkat pertumbuhan penduduk alami pada awal repelita V diperkirakan
sekitar 2,1%.
Sementara
itu, jika dilihat dari struktur umur, maka dapat dikatakan bahwa Indonesia
mempunyai penduduk dengan struktur umur muda. Lihatlah tabel dibawah ini:
Komposisi Umur Penduduk Indonesia
1988
Umur
(tahun)
|
Jumlah Penduduk
|
Presentase
|
0-14
15-64
65+
jumlah
|
65,9 juta
103,2 juta
6,5 juta
175,6 juta
|
37,5
58,8
3,7
100,0
|
Dari
tabel diatas, tampak bahwa presentase jumlah penduduk dibawah umur 15 tahun
pada tahun 1988 besarnya 37,5% atau berjumlah 65,9 juta orang, dan pada tahun
1993 diperkirakan jumlah tersebut akan menjadi 66,9 juta orang atau sebesar
34,7%.
Umur
15-64 tahun termasuk orang-orang dalam umur kerja, sedangkan golongan anak-anak
(<15 tahun) dan golongan tua (65 tahun keatas) merupaka beban tanggungan
penduduk yang bekerja. Berdasarkan dua golongan penduduk ini maka bisa dihitung
besarnya angka beban tanggungan (burden of dependency ratio), yaitu
perbandingan antara orang-orang yang belum/tidak sanggup bekerja dengan
orang-orang yang ada dalam batas umur turut serta dalam proses produksi. Atau
dapat juga dikatakan, perbandingan beban tanggungan adalah perbandingan
penduduk yang berumur 0-14 tahun dan diatas 65 tahun dengan penduduk yang
berumur 15-65 tahun.
Masalah
kependudukan yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian pembanguna di
Indonesia adalah pola penyebaran penduduk dan mobilitas tenaga kerja yang
kurang seimbang, baik dilihat dari sisi antar pulau, antar daerah, maupun antar
daerah pedesaan dan daerah perkotaan, serta antar sektor.
Ketimpangan
penyebaran penduduk tersebut mempunyai pengaruh yang luas terhadap baerbagai
segi kehidupan manusia dan lingkungannya. Sementara itu pola penyebaran
penduduk antara daerah pedesaan dan perkotaan pun bisa menimbulkan persoalan
yang rumit. Hampir di semua propinsi di indonesia tampak adanya gejala makin
meningkatnya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan penduduk daerah perkotaan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
penduduk daerah pedesaan, namun jumlah penduduk daerah pedesaan tetap lebih
besar. Keadaan yang demikian akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah
penduduk perkotaan., seperti lapangan pekerjaan, angkutan kota dan sebagainya.
2.1.2. Sensus
Penduduk Indonesia 1990
Dari
hasil sensus penduduk th 1990 jumlah penduduk indonesia adalah 179,4 juta jiwa.
Berarti indonesia termasuk negara terbesar ke 3. Dibanding dengan jumlah sensus
th 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk indonesia rata rata 1,98 %
pertahun. Berdasarkan haasil proyeksipenduduk, jumlah penfduduk pd th 1955
sebanyak 195,3 jt jiwa. Bila dilihat dari luas wilayah pd peta penyebaran
penduduknya tidak merata di 27 provinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk th
1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau jawa padahal luas pulau jawa hanya
7% dari luas wilayah indonesia. Dilain pihak pulau kalimantan yang luas
wilayahnya hanya ditempati5% dari jumlah penduduknya. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa kepadatan penduduk indonesia tidsk seimbang . kondisi
tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upayan tersebut telah dilaksanakan
melalui program transmigrasi dan gerakan kembali kedesa. Dilihat dari tingkat
pertambahan penduduknya indonesia masih tergoloing tinggi, hal ini bila tidak
diupayakan pengendaliannya akan menimbulkan banyak masalah.
2.1.3.
Sensus
Penduduk Indonesia 2010
Sensus
Penduduk Indonesia 2010 adalah
sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1
Mei - 15 Juni 2010.
Sensus ini
menggunakan teknologi Intelligent
Character Recognition/ Optical Mark Reader
(ICR/OMR). Dalam sensus ini akan
diajukan 43 pertanyaan mengenai kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan
tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan
keterangan individu anggota rumah tangga.
Biaya
sensus ini Rp 3,3 triliun. BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya
1,5 dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika
Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah. Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah
penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan kecuali
diplomat asing). BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih
banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang. Hasil
pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia
tanggal 16 Agustus 2010 di sidang paripurna DPR.
Hasil sensus
Menurut publikasi BPS pada
bulan Agustus 2010, jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363
orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan
118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen
per tahun.
Distribusi penduduk Indonesia :
Pulau
|
Persentase
|
Pulau Jawa
|
58%
|
Pulau Sumatra
|
21%
|
Pulau Sulawesi
|
7%
|
Pulau Kalimantan
|
6%
|
Bali dan Nusa Tenggara
|
6%
|
Papua dan Maluku
|
3%
|
Tiga provinsi dipulau jawa dengan urutan teratas :
1.
Jawa Barat berjumlah 43.021.826
2.
Jawa Timur berjumlah 37.476.011
3.
Jawa Tengah berjumlah
32.380.687
Sedangkan Provinsi Sumatera Utara
merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu
sebanyak 12.985.075 orang. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia
adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan
penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu
sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan
penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu
sebesar 8 orang per km².
Laju
Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi
|
||||||||||||||||||||||||||
Provinsi
|
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
|
|||||||||||||||||||||||||
1971-1980
|
1980-1990
|
1990-2000
|
||||||||||||||||||||||||
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
2,93
|
2,72
|
1,46
|
|||||||||||||||||||||||
Sumatera
Utara
|
2,6
|
2,06
|
1,32
|
|||||||||||||||||||||||
Sumatera
Barat
|
2,21
|
1,62
|
0,63
|
|||||||||||||||||||||||
R i a u
|
3,11
|
4,3
|
4,35
|
|||||||||||||||||||||||
J a m b i
|
4,07
|
3,4
|
1,84
|
|||||||||||||||||||||||
Sumatera
Selatan
|
3,32
|
3,15
|
2,39
|
|||||||||||||||||||||||
B e n g k
u l u
|
4,39
|
4,38
|
2,97
|
|||||||||||||||||||||||
L a m p u
n g
|
5,77
|
2,67
|
1,17
|
|||||||||||||||||||||||
Kep.
Bangka Belitung
|
0,97
|
|||||||||||||||||||||||||
DKI
Jakarta
|
3,93
|
2,42
|
0,17
|
|||||||||||||||||||||||
Jawa Barat
|
2,66
|
2,57
|
2,03
|
|||||||||||||||||||||||
Jawa
Tengah
|
1,64
|
1,18
|
0,94
|
|||||||||||||||||||||||
DI
Yogyakarta
|
1,1
|
0,57
|
0,72
|
|||||||||||||||||||||||
Jawa Timur
|
1,49
|
1,08
|
0,7
|
|||||||||||||||||||||||
Banten
|
3,21
|
|||||||||||||||||||||||||
B a l i
|
1,69
|
1,18
|
1,31
|
|||||||||||||||||||||||
Nusa
Tenggara Barat
|
2,36
|
2,15
|
1,82
|
|||||||||||||||||||||||
Nusa
Tenggara Timur
|
1,95
|
1,79
|
1,64
|
|||||||||||||||||||||||
Kalimantan
Barat
|
2,31
|
2,65
|
2,29
|
|||||||||||||||||||||||
Kalimantan
Tengah
|
3,43
|
3,88
|
2,99
|
|||||||||||||||||||||||
Kalimantan
Selatan
|
2,16
|
2,32
|
1,45
|
|||||||||||||||||||||||
Kalimantan
Timur
|
5,73
|
4,42
|
2,81
|
|||||||||||||||||||||||
Sulawesi
Utara
|
2,31
|
1,6
|
1,33
|
|||||||||||||||||||||||
Sulawesi
Tengah
|
3,86
|
2,87
|
2,57
|
|||||||||||||||||||||||
Sulawesi
Selatan
|
1,74
|
1,42
|
1,49
|
|||||||||||||||||||||||
Sulawesi
Tenggara
|
3,09
|
3,66
|
3,15
|
|||||||||||||||||||||||
Gorontalo
|
1,59
|
|||||||||||||||||||||||||
Maluku
|
2,88
|
2,79
|
0,08
|
|||||||||||||||||||||||
Maluku
Utara
|
0,48
|
|||||||||||||||||||||||||
Papua
|
2,67
|
3,46
|
3,22
|
|||||||||||||||||||||||
INDONESIA
|
2,31
|
1,98
|
1,49
|
|||||||||||||||||||||||
Catatan :
Tidak Termasuk Timor Timur
|
||||||||||||||||||||||||||
Sumber :
Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , dan Sensus Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995
|
||||||||||||||||||||||||||
2.1.
Ketenagakerjaaan
Masalah
kontemporer ketenagakerjaan Indonesia saat ini berangkat dari 4 (empat) soal
besar, yaitu;
1. tingginya
jumlah penggangguran massal;
2. rendahnya
tingkat pendidikan buruh;
3. minimnya
perlindungan hukum
4. upah kurang
layak
Struktur
Angkatan Kerja Pekerja dan Pengangguran Terbuka
Menurut
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2002
No | Tingkat Pendidikan | Struktur Angkatan Kerja | Struktur Pekerja | Struktur Pengangguran Terbuka | |||
Juta | % | Juta | % | Juta | % | ||
1 | SD dan SD ke bawah | 59,05 | 58,6 | 55,84 | 60,9 | 3,22 | 35,3 |
2 | SMP | 17,49 | 17,4 | 15,34 | 16,7 | 2,15 | 23,5 |
3 | SMA | 12,21 | 12,1 | 10,7 | 11 | 2,14 | 23,4 |
4 | SMK | 7,12 | 7,1 | 6,02 | 6,6 | 1,11 | 12,2 |
5 | Diploma/Akademi | 2,21 | 2,2 | 1,96 | 2,1 | 0,25 | 2,7 |
6 | Universitas | 2,69 | 2,7 | 2,42 | 2,6 | 0,26 | 2,8 |
Jumlah | 100,77 | 100,1 | 92,28 | 99,9 | 9,13 | 99,9 |
Data
ini menunjukkan secara jelas bahwa hanya ada sebesar 2.6% angkatan kerja kita
yang lulus dari perguruan tinggi dan ada sejumlah 75% yang hanya berpendidikan
SLTP ke bawah.
Bagi
kalangan investor luar yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, sajian data
ini akan menghadirkan suatu pengertian bahwa jenis industri yang potensial
dikembangkan dilndonesia adalah jenis industri manufaktur padat karya (garment,
tekstil, sepatu, elektronik). Sebab dalam situasi pasokan tenaga kerja yang
melimpah ( over supply ), pendidikan yang minim, dan upah murah, hanya
jenis industri manufaktur ringan saja yang cocok di bisniskan. Sekalipun para
investor ini tetap harus mengeluarkan biaya pelatihan kerja, tetapi biayanya
tidak sebesar jenis industri padat modal.
Dan
selama hampir 25 tahun lebih pemerintah Indonesia percaya, dengan jenis
investor ini, sampai kemudian disadarkan oleh kenyataan pahit bahwa jenis
industri seperti itu adalah jenis industri yang paling gemar melakukan
relokasi. Pemindahan lokasi industri ke negara yang menawarkan upah buruh yang
lebih kecil, peraturan yang longgar, dan buruh yang melimpah. Mereka diberikan
gelar industri tanpa kaki (foot loose industries), karena
kemudahan mereka melangkah dari satu negara ke negara lainnya.
Indonesia
yang mendapat era reformasi tahun 1998 secara ambisius meratifikasi semua
konvensi dasar ILO (a basic human rights conventions) yaitu; kebebasan
berserikat dan berunding, larangan kerja paksa, penghapusan diskriminasi kerja,
batas minimum usia kerja anak, larangan bekerja di tempat terburuk. Ditambah
dengan kebijakan demokratisasi baru dibidang politik, telah membuat investor
tanpa kaki ini kuatir bahwa demokratisasi baru selalu diikuti dengan
diperkenalkannya Undang-undang baru yang melindungi dan menambah kesejahteraan
buruh. Bila ini yang terjadi maka konsekuensinya akan ada peningkatan biaya
tambahan (labor cost maupun overhead cost). Bagi
perusahaan yang masih bisa mentolerir kenaikan biaya operasional ini, mereka
akan mencoba terus bertahan, tetapi akan lain halnya kepada perusahaan yang
keunggulan komparatifnya hanya mengandalkan upah murah dan longgarnya peraturan,
mereka akan segera angkat kaki ke negara yang menawarkan fasilitas bisnis yang
lebih buruk. Itulah sebabnya sejak tahun 1999-2002 diperkirakan jutaan buruh
telah kehilangan pekerjaan karena perusahaannya bangkrut atau re-lokasi ke
Cina, Kamboja atau Vietnam.
Jenis
indusri seperti ini sudah lama hilang dari negara-negara industri maju, karena
sistem
perlindungan hukum dan kuatnya serikat buruh telah membuat industri ini
hengkang ke negara lain. Pemerintah tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama dengan
tetap memberikan kepercayaan kepada jenis industri manufaktur sebagai sektor
andalan Indonesia untuk menyerap tenaga kerja. Indonesia sebaiknya
mengembangkan jenis industri yang memiliki keunggulan absolute (absolute
advantage) seperti industri, perikanan, perkebunan, kehutanan,
pertambangan, pertanian, kelautan. Inilah jenis industri yang sebenarnya kita
unggulkan, karena dianugrahkan Tuhan kepada bumi Indonesia. Investor yang
datang ke sektor ini adalah investor yang berbisnis dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam kita, bukan karena sumber daya manusia yang melimpah. Industri
ini juga tidak mengenal re-Iokasi (kecuali kaJau sudah habis masa eksplorasi).
Karena tidak di semua tempat ada tersedia sumber daya alam yang melimpah.
Mengandalkan
terus-menerus industri ke sektor padat karya manufaktur, akan hanya membuat
buruh Indonesia seperti hidup seperti dalam ancaman bom waktu. Rentannya
hubungan kerja akibat buruknya kondisi kerja, upah rendah. PHK semenamena dan
perlindungan hukum yang tidak memadai, sebenarnya adalah sebuah awal munculnya
rasa ketidakadilan dan potensi munculnya kekerasan. Usaha keras dan pembenahan
radikal harus dilakukan untuk menambah percepatan investor baru.
Indonesia
dengan penduduk 210 juta hanya memiliki 25 orang atase perdagangan seluruh
dunia. Bandingkan dengan Singapura, dengan penduduk 4 juta memiliki 125 atase
perdagangan, Thailand dengan penduduk 60 juta punya 75 atase, Malaysia 80,
Philippine 45. Bagaimana mungkin negara lain tahu ada potensi kita bila tenaga
yang mempromosikannya hanya 25 orang. Potensi investasi di banyak negara
berkembang juga dapat kita temukan di web-site khusus mereka, yang disediakan
untuk menarik investor asing potensial. Di dalam situs itu bisa ditemukan
(bahkan infofmasi setiap daerah) potensi bisnis apa yang layak dikembangkan.
Indonesia sejauh yang saya ketahui tidak punya situs informasi secanggih itu.
Selain itu,
poIitik nasional kita juga tidak memiIiki komitmen sungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas SDM, terbukti dengan minimnya alokasi dana APBN yang
disepakati politisi dan pemerintah untuk anggaran pendidikan. Rasio anggaran
pendidikan Indonesia untuk untuk pendidikan hanya 1.6% dari PDB. Sementara itu
Thailand 3,6. Singapura 2.3 dan India 3.3. Itu sebabnya banyak sekolah SD yang
tidak mempunyai guru atau hanya mempunyai 1 atau 2 orang guru yang mengajar
semua kelas 1 sampai kelas 6.
2.2.1.
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia 2010
FEBRUARI 2010:
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,41 PERSEN
·
Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2010 mencapai 116
juta orang, bertambah 2,17 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2009
yang sebesar 113,83 juta orang atau bertambah 2,26 juta orang dibanding
Februari 2009 yang sebesar 113,74 juta orang.
·
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2010
mencapai 107,41 juta orang, bertambah 2,54 juta orang dibanding keadaan pada
Agustus 2009 yang sebesar 104,87 juta orang atau bertambah 2,92 juta orang
dibanding keadaan Februari 2009 yang sebesar 104,49 juta orang.
·
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2010
mencapai 7,41 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2009 yang
sebesar 7,87 persen dan TPT Februari 2009 yang sebesar 8,14 persen.
·
Setahun terakhir (Februari 2009―Februari 2010) tidak semua sektor
mengalami kenaikan jumlah pekerja. Penurunan jumlah pekerja terjadi di Sektor
Pertanian sebesar 200 ribu orang (0,47 persen) dan Sektor Transportasi sebesar
130 ribu orang (2,19 persen).
·
Pada Februari 2010, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan
sebanyak 30,72 juta orang (28,61 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap
sebanyak 21,92 juta orang (20,41 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 20,46
juta orang (19,05 persen).
·
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2010, sebanyak 74,60
juta orang (69,46 persen) bekerja diatas 35 jam perminggu, sedangkan pekerja
dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam hanya sekitar 1,48 juta orang (1,38
persen).
·
Pada Februari 2010, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah
masih tetap tinggi yaitu sekitar 55,31 juta orang (51,50 persen), sedangkan
pekerja dengan pendidikan Diploma sebesar 2,89 juta orang (2,69 persen) dan
pekerja dengan pendidikan Sarjana hanya sebesar 4,94 juta orang (4,60 persen).
Penduduk Berumur
15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2008–2010 (juta orang)
Jenis kegiatan Utama | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
Penduduk 15+ | 165,57 | 166,64 | 168,26 | 169,33 | 171,02 |
Angkatan Kerja | 111,48 | 111,95 | 113,74 | 113,83 | 116 |
Bekerja | 102,05 | 102,55 | 104.49 | 104,87 | 107.41 |
Pengangguran | 9,43 | 9,39 | 9,26 | 8,96 | 8,59 |
Bukan Angkatan Kerja | 54,09 | 54,69 | 54,52 | 55,49 | 55,02 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) | 67,33 | 67,18 | 67,6 | 67,24 | 67,83 |
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) | 8,46 | 8,39 | 8,14 | 7,87 | 7,41 |
Setengah Pengangguran | 30,64 | 31,09 | 31,36 | 31,57 | 32,8 |
Terpaksa | 14,6 | 14,92 | 15 | 15,4 | 15,27 |
Sukarela | 16,05 | 16,17 | 16,36 | 16,17 | 17,53 |
Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XIII, 10 Mei 2010
Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2008-2010 (juta
orang)
Lapangan Pekerjaan Utama | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
Pertanian | 42,69 | 41,33 | 43,03 | 41,61 | 42,83 |
Industri | 12,44 | 12,55 | 12,62 | 12,84 | 13,05 |
Konstruksi | 4,73 | 5,44 | 4,61 | 5,49 | 4,84 |
Perdagangan | 20,68 | 21,22 | 21,84 | 21,95 | 22,21 |
Transportasi, Pergudangan dan komunikasi | 6,01 | 6,18 | 5,95 | 6,12 | 5,82 |
Keuangan | 1,44 | 1,46 | 1,48 | 1,49 | 1,64 |
Jasa Kemasyarakatan | 12,78 | 13,1 | 13,61 | 14 | 15,62 |
Lainnya*) | 1,27 | 1,27 | 1,35 | 1,39 | 1,4 |
*) Lapangan pekerjaan
utama/sektor lainnya terdiri dari : Sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air
Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XIII, 10 Mei 2010
Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama 2008–2010
(juta orang)
Status Pekerjaan Utama | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
Berusaha Sendiri | 20,08 | 20,92 | 20,81 | 21,05 | 20,46 |
Berusaha Dibantu Buruh Tidak tetap | 21,6 | 21,77 | 21,64 | 21,93 | 21,92 |
Berusaha Dibantu Buruh tetap | 2,98 | 3,02 | 2,97 | 3,03 | 3,02 |
Buruh/Karyawan | 28,52 | 28,18 | 28,91 | 29,11 | 30,72 |
Pekerja Bebas di Pertanian | 6,13 | 5,99 | 6,35 | 5,88 | 6,32 |
Pekerja Bebas di Non Pertanian | 4,8 | 5,29 | 5,15 | 5,67 | 5,28 |
Pekerja Keluarga | 17,94 | 17,38 | 18,66 | 18,19 | 19,68 |
Total | 102,05 | 102,55 | 104,49 | 104,86 | 107,4 |
Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu
2008–2010 (juta
orang)
Jumlah Jam Kerja | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
1-7 | 1,69 | 1,23 | 1,58 | 1,31 | 1,48 |
8-14 | 5,03 | 4,41 | 4,97 | 4,56 | 4,81 |
15-24 | 11,09 | 11,23 | 11,43 | 11,64 | 11,97 |
25-34 | 12,84 | 14,23 | 13,38 | 14,01 | 14,54 |
1-34 | 30,64 | 31,11 | 31,36 | 31,57 | 32,8 |
35+*) | 71,41 | 71,44 | 73,12 | 73,3 | 74,6 |
Total | 132,7 | 133,65 | 135,84 | 136,39 | 140,2 |
*)
Termasuk sementara tidak bekerja
Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XIII, 10 Mei 2010
Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,
2008–2010 (juta orang)
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
SD ke bawah | 55,62 | 55,33 | 55,43 | 55,21 | 55,31 |
SMP | 19,39 | 19,04 | 19,85 | 19,39 | 20,3 |
SMA | 13,9 | 14,39 | 15,13 | 14,58 | 15,63 |
SMK | 6,71 | 6,76 | 7,19 | 8,24 | 8,34 |
Diploma I/II/III | 2,66 | 2,87 | 2,68 | 2,79 | 2,89 |
Universitas | 3,77 | 4,15 | 4,22 | 4,66 | 4,94 |
Total | 102,05 | 102,54 | 104,5 | 104,87 | 107,41 |
Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XIII, 10 Mei 2010
Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2008–2010 (persen)
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan | 2008 | 2009 | 2010 | ||
Feb | Agst | Feb | Agst | Feb | |
SD ke bawah | 4,7 | 4,57 | 4,51 | 3,78 | 3,71 |
SMP | 10,05 | 9,39 | 9,38 | 8,37 | 7,55 |
SMA | 13,69 | 14,31 | 12,36 | 14,5 | 11,9 |
SMK | 14,8 | 17,26 | 15,69 | 14,59 | 13,81 |
Diploma I/II/III | 16,35 | 11,21 | 15,38 | 13,66 | 15,71 |
Universitas | 14,25 | 12,59 | 12,94 | 13,08 | 14,24 |
Total | 73,84 | 69,33 | 70,26 | 67,98 | 66,92 |
Berita Resmi Statistik No.
33/05/Th. XIII, 10 Mei 2010
BAB
III
KESIMPULAN
Di
Indonesia pertumbuhan penduduk sangat lah cepat sehingga hal ini menjadi
masalah bagi pemerintah, karena dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat angka pengangguran semakin
meningkat, urbanisasi, migrasi makin menjadi–jadi, dan last but not least,
angka kejahatan dengan berbagai bentuk juga meningkat. Dari hasil
sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk indonesia adalah 179,4 juta jiwa.
Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan
penduduk indonesia rata rata 1,98 % pertahun. Dengan demikian indonesia adalah
negara terbersar ke 3.
Masalah
penduduk sebenarnya sangat kompleks, banyak sekali aspek yang mencakup didalamnya, diantara aspek pangan, pemukiman,
sandang, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan
sebagainya. Maka
pertumbuhan penduduk biasanya menimbulkan masalah-masalah seperti : struktur
umur muda, jumlah pengangguran yang semakin lama semakin serius, urbanisasi dan
sebagainya.
Ada 3 ciri
yang menandai perkembangan dan permasalahan kependudukan Indonesia dewasa ini.
Yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih perlu diturunkan, penyebaran
penduduk antar daerah yang kurang seimbang, serta kualitas kehidupan penduduk
yang perlu ditingkatkan. Untuk itu pemerintah juga harus lebih meningkatkan dan
menciptakan lapangan pekerjaan sehingga tidak ada angka pengangguran yang lebih
meningkat.
BAB IV
PENUTUP
Referensi:
-
Berita resmi statistik Badan Pusat
Statistik No. 33/05/Th.XIII, 10 Mei 2010
-
Telaah data ketenagakerjaan indonesia,
Hananto Sigit, Juni 2000
-
Masalah aktual ketenagakerjaan dan
pembangunan hukum di Indonesia, Rekson Silaban. S.E.
-
Masalah kependudukan di negara
Indonesia, fakultas kesehatan masyarakat USU, Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes.
Artikelnya bagusss...
BalasHapusSekedar ingin berbagi aja, barangkali bisa menambah sedikit referensi mengenai masalah ketenagakerjaan di Indonesia (CSR)
Klik --> Makalah Ketenagakerjaan di Indonesia