Contoh
paragraf generalisasi :
CONTOH 1
Pajak merupakan kewajiban bernegara yang diatur
jelas dalam UUD 1945. Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang
belum membayar pajak. Padahal, mereka ini masuk dalam kategori mampu membayar
pajak. Penyebab keengganan bayar pajak ini terjadi karena masyarakat tidak
paham atau tidak sadar bahwa mereka sebenarnya sudah menikmati hasil pajak.
Tambahan lagi, persepsi masyarakat terhadap pegawai pajak yang negatif juga
semakin mempersulit keadaan. Semua itu, ujungnya menghambat penerimaan pajak.
Oleh karena itu, kita harus berkontribusi dan berperan dalam pembangunan
bangsa. Berbanggalah bahwa pajak kita telah ikut berperan dalam memajukan
negara. Berbanggalah bahwa pajak kita sudah bermanfaat membantu kehidupan
saudara kita yang masih miskin.
CONTOH 2
Untuk memenuhi standar umum pertama sebagai seorang
akuntan, seseorang harus lulus Fakultas Ekonomi atau Sekolah tinggi Ilmu
Ekonomi Jurusan Akuntansi, dan telah menempuh Ujian Sertifikasi Akuntan Publik.
Salah satu jenis Akuntan Publik ialah seorang Auditor. Kegiatan Auditor ialah
untuk mengaudit atau memeriksa wajar tidaknya laporan keuangan sebuah
perusahaan.
Contoh
paragraf analogi :
CONTOH 1
Dalam fakultas ekonomi, program studi akuntansi dengan
manajemen memiliki perbedaan dalam masing-masing sistem pembelajarannya. Untuk
program studi akuntansi, pembelajarannya lebih ditekankan dalam penghitungan
dan membuat laporan keuangan. Sedangkan untuk program studi manajemen,
pembelajaran lebih ditekankan dalam mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan di
suatu perusahaan. Namun demikian, keduanya tetap memiliki kesamaan yaitu masih
dalam fakultas ekonomi.
CONTOH 2
Dalam bidang akuntansi, seorang auditor dengan ahli
pajak memiliki perbedaan dalam masing-masing kegiatannya. Antara lain ialah
dalam perhitungan. Keduanya memiliki cara perhitungan akuntansinya yang
berbeda. Untuk pajak, memiliki tarif pajak yang memang sudah di tarifkan,
sedangkan audit tergantung bagaimana subjek yaitu laporan keuangan perusahaan
tersebut. Namun demikian, keduanya tetap memilik kesamaan yaitu masih dalam
bidang akuntansi dan perhitungannya juga diatur dalam sistem akuntansi
keuangan.
Contoh
paragraf kausalitas :
CONTOH 1
Perubahan gaya hidup membuat sikap hidup konsumtif
menjadi budaya di Indonesia. Dalam konteks globalisasi pilihan lebih
banyak ditentukan oleh apa yang terlihat pancaindra. Pilihan ini bukan
digerakkan daya nalar yang sehat, melainkan hanya sekadar pemenuhan akan
kebutuhan penyenangan indrawi belaka. Media iklan yang begitu dahsyat kerapkali
membuat mata kita tidak lagi awas. Ini menciptakan mentalitas konsumtif.
Fenomena ini sekarang membudaya pada bangsa ini. Oleh karena itu, dibutuhkan
sebuah kesadaran baru akan pentingnya pendidikan nilai-nilai mengedepankan
solidaritas dan kesetiakawanan agar pola hidup konsumerisme tidak menjadi gaya
hidup masyarakat.
CONTOH 2
Seperti yang kita ketahui, di Indonesia, korupsi
sudah amat sangat mendarah daging di berbagai kalangan masyarakat. Beberapa
waktu lalu, seorang yang bekerja di kantor pajak yaitu Gayus Tambunan berhasil
melakukan korupsi besar-besaran. Secara tidak langsung, sosok orang pajak
memiliki nilai negatif di mata masyarakat. Banyak uang pajak yang mereka
korupsi. Sekalipun semua tergantung dari masing-masing pribadinya. Maka jika
kelak kita lulus S1 Akuntansi dan berniat untuk menjadi seorang ahli pajak,
kita juga harus siap mental untuk dipandang sebelah mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar