Minggu, 15 Juli 2012

RESENSI BUKU "SATANIC FINANCE"


Judul Buku    : Satanic Finance
Penulis          : A. Riawan Amin
Penerbit        : Zaytuna
Tebal             : 124 halaman 


Siapa sangka, krisis ekonomi yang melanda berbagai negara bukan kebetulan semata saja terjadi. Melainkan sengaja didesain oleh mereka (setan) dan manusia-manusia yang menjadi agen binaannya . Didalam buku ini akan dikupas secara rinci tentang bagaimana mereka (setan) dengan sistem kapitalisnya yang merusak kestabilan ekonomi.


Menurut penulis buku ini , kesenjangan ekonomi semakin melebar ketika krisis ekonomi datang bertubi-tubi. Bencana ekonomi seolah-olah sudah menjadi kemestian. Setiap tahun barang dan jasa seperti berkejaran. Sementara kemampuan daya beli sulit mengimbangi. Tolong-menolong semakin susah digantikan oleh kompetisi dan manipulasi. Kerjasama palsu didengungkan demi untuk menyelamatkan kepentingan yang bersifat sementara. Apa yang dikira solusi ternyata hanyalah jebakan semata.

Buku ini merangkum bagaimana kolega - kolega setan dapat merusak sistem perekonomian dunia dengan sistem muslihatnya kedalam lima bab yang dikemas secara terperinci dan bahasa yang mudah difahami.


Bab pertama, di era baru ekonomi dan keuangan dunia yang ditandai oleh kemapanan sistem ekonomi dimana bahaya penerapan The Three Pillars of Evil yakni fiat money (mata uang kertas), fractional reserve requirement (persyaratan cadangan wajib) and interest (bunga) dapat mengancam kestabilan ekonomi dunia jangka panjang. Dimulai dari ilustrasi kisah Sukus dan Tukus dimana suku mereka terdahulu sangatlah hidup bahagia dan sejahtera. Namun setelah kedatangan tamu istimewa (kolega setan), hidup mereka berubah seketika. Kemiskinan tiba-tiba seperti menjadi endemik yang terus menyebar cepat, kejahatan ada dimana-mana serta budaya lokal pun lambat laun punah. Tiga kombinasi jurus inilah sudah terbukti ampuh meluluh-lantahkan kedua suku ini. 
Fiat money yang mana diciptakan tanpa didukung dengan logam mulia seperti emas secuil pun, kenapa ? karena memang tidak ada sekeping pun emas yang sengaja dicadangkan untuk mendukungnya. Uang ketas yang tidak ada backup logam mulia dimana otoritas moneter di negara mana pun mudah tergoda untuk mencetak uang tanpa batas. Ketika penciptaan uang yang melebihi inilah akan mengakibatkan inflasi, dimana melebihi jumlah barang dan jasa yang di produksi. Apa bahaya dari eksisnya uang kertas ini ? seperti ilustrasi Sukus dan Tukus dapat dilihat dari kemiskinan, kejahatan serta budaya yang lambat laun punah dan bahkan dapat merusak jiwa kita sebagai manusia yang semula ramah-tamah dan penolong, bisa berubah garang layaknya penjahat, kehilangan malu dan asosial layaknya orang egois.
Fractional reserve requirement adalah istilah cadangan (reserve), dimana koin emas yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan para deposan yang hendak menukarkan uang kertasnya dengan koin emas yang mereka simpan. Dengan kata lain bank yang beroprasi harus menyediakan atau menyimpan sebagaian dana kecil yang disetor deposan sebagai cadangan.
Interest, adalah biaya charge yang dikenakan bank untuk pinjaman atau kredit yang diberikan kepada nasabahnya. Bunga menjadi bagian dari sistem moneter saat ini, meskipun jelas dinyatakan haram dalam kitab suci namun negara-negara dengan mayoritas muslim masih saja mempraktikannya. Ada tiga konsekuensi utama dengan berlakunya bunga yang pertama, bunga akan terus menuntut tercapainya pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, meskipun kondisi ekonomi aktual sudah mencapai titik jenuh atau konstan. Kedua, bunga mendorong persaingan diantara para pemain dalam sebuah ekonomi. Dan ketiga, bunga cenderung memposisiskan kesejahteraan pada segelincir minoritas dengan memajaki kaum mayoritas.


Bab kedua ini menjelaskan  dengan jelas mengenai hutang.  Dimana hutang dapat membuat mereka diantaranya saling curiga dan bahkan bermusuhan. Yang paling menakutkan adalah saling melepas tali silaturahmi dan ujungnya saling membunuh. Setiap individu berhutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya dan bahkan hanya untuk memenuhi gengsinya saja. Ketika ini terjadi, orang-orang tidak bisa mengontrol keuangan dengan baik dan tidak bisa membedakan mana yang mendesak dari yang penting. Perilaku ini semakin parah dengan adanya credit card. Credit card ini berfungsi seperti  fiat money, dimana setiap transaksi credit card ini adalah utang. Akibatnya, ia juga menambah dan menggandakan uang beredar. Lebih parahnya lagi keharusan membayar bunga bagi yang jatuh tempo dan membayar denda karena terlambat membayar. Hutang tidak hanya terjadi pada individu saja tapi terjadi bahkan pada sebuah negara. Hampir setiap negara memiliki tujuan untuk membangun masyarakatnya. Namun hasrat yang menggebu ini tidak di imbangi dengan kemampuan yang sepadan. Akibatnya munculah hutang yang mengakibatkan perbudakan.


Bab ketiga menjelaskan tentang The Green Evil. Apa The Green Evil itu ? The Green Evil adalah julukan untuk uang Dolar. Dimana dolar digambarkan seperti cek kosong yang tidak memiliki dana alias kosong. Apalagi dollar tidak hanya digunakan didalam negeri saja, bahkan menjadi cadangan devisa utama bagi negara-negara dunia. Di Ilustrasi sebagai kolega setan yang menerbitkan dolar adalah orang tepandang, ia bukan hanya dihormati tapi juga dianggap sebagai orang yang kaya raya. Bila ia menghendaki sesuatu, cukup baginya menulis cek. Sehingga para penerima cek tidak sedikit pun meragukan ceknya. Bagi penerima cek tidak merasa perlu dipersoalkan cek itu dan bahkan menjadikan cek itu sebagai alat pembayaran yang bisa dipindah-pindahkan. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana dolar yang tak ubahnya cek kosong meluas pengaruhnya menjadi alat transaksi global. Pasti anda bertanya-tanya bagaimna cek kosong itu bisa dikeluarkan dan siapa yang menerbitkannyan ? ya, yang menerbitkannya tidak lain adalah The Federal Reserve System atau disingkat Federal System atau The Fred.  Ketika The Fred yang menulis cek itu, tidak perlu ada deposit bank yang dipakai untuk mendanai. Sebab, ketika The Fred menulis cek, itu sama saja mencetak uang. Dibawah payung Federal Reserve Act,1913, The Fed lah yang berhak menerbitkan dan mencetak dolar. Bukan Departemen Keuangan (U.S Treasury). Dan pemiliknya adalah  sekelompok pihak swasta.

Bab keempat ini menjelaskan tentang munculnya solusi dari fiat money yaitu logam mulia yang menempati kedudukan yang tertinggi yang bisa dibilang mata uang surga (Heaven’s Currency). Dimana Allah menciptakan dua logam mulia (emas dan perak) untuk menjadi alat pengukur nilai/harga (measure of value) bagi segala sesuatu. Dan dua logam itu bukan hanya sekedar sebagai alat  pengukur nilai atau untuk menyimpan kekayaan tapi juga sebagai alat tukar (medium of exchange).  Bukan karena keduanya digunakan sebagai mata uang surga, tapi lebih karena fungsinya dalam menjaga keadilan yang menjadikan salah satu ciri utama penghuni surga. Emas memiliki sifat keistimewaan yang pertama, emas tidak bisa diubah dengan bahan kimia lain. Emas juga merupakan logam yang lunak dan emas dikenal sebagai logam paling berat. Pada masa Rasulullah SAW, dinar dan dirham digunakan dalam transaksi ekonomi. Dinar mencerminkan emas murni yang seberat 4,25 gram. Sementara dirham terbuat dari perak dengan berat 3 gram. Kenapa mata uang ini layak disirkulasikan keseluruh penjuru bumi ? salah satu jawaban yang pasti adalah emas dan perak sangatlah stabil sepanjang sejarah (tahan inflansi). Berbeda dengan fiat money yang cenderung mengalami inflansi setiap saat.
Berikut adalah gambaran emas dan perak sebagai anti inflansi :
harga seekor ayam semasa Rasullah SAW sekitar satu dirham (kira-kira lebih dari Rp 11 ribu). Seekor ayam saat ini masih bisa dibeli dengan jumlah uang dirham yang sama. Dengan kata lain setelah 14 abad harga seekor ayam kurang lebih sama. Sementara 25 tahun terakhir, di Eropa, harga-harga selalu naik 10 kali lipat bahkan bisa lebih besar. Hal ini sangatlah jelas bahwa emas dan perak terbukti anti inflansi.

Bab kelima ini yang menjadi fragmen penutup, mencari yang pembebas. Pembebasan dari belenggu tirani moneter.  Pembebasan yang mengantarkan kepada kesadaran perlunya merombak tata ekonomi yang di ciptakan setan yang sesat, kembali ke ekonomi seperti yang dikehendaki oleh sang pencipta. Ya El Libertador sebutan untuk para pembebas yang membebaskan dari sistem yang dibuat oleh para kolega-kolega setan. Merekalah El Libertador yang melakukan kampanye perlawanan dengan menyuarakan perlunya sistem baru yang bisa membebaskan dari sistem buatan setan yang sangat mencekik. Sistem mana yang tak lebih merupakan duplikasi terhadap sistem perbankan yang lebih biasa disebut perbankan islam. Dengan sistem ini dapat merogoti  ketajaman tiga pillar yaitu Riba (interest). Tidak hanya itu saja, para El Libertador juga akan kembali ke standar emas yang bisa meruntuhkan dua pillar yang lainnya yaitu fiat money dan reserve requirement. Agar semuanya terwujud, maka jadikanlah diri kita sebagai El Libertador untuk kesejahteraan bersama tanpa adanya sistem yang mencekik perekonomian kita.





maka siapkah anda menjadi EL LIBERTADOR ??



Tidak ada komentar:

Posting Komentar