Senin, 14 Oktober 2013

TULISAN 2

Korsel-Indonesia resmi jalankan tukar devisa Rp 115 triliun


Sempat menjadi isu selama beberapa saat, menteri keuangan dan otoritas bank sentral Indonesia-Korea Selatan akhirnya sepakat mengadakan kerja sama bilateral pertukaran cadangan devisa (swap agreement).

Keputusan itu dihasilkan selepas pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Park Geun-hye di Istana Negara akhir pekan lalu. Pertukaran ini dijalankan dengan sistem mata uang masing-masing, yakni Won (KRW) dan Rupiah (IDR).
"Pada 12 Oktober 2013, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari Indonesia dan Korea mencapai kesepakatan untuk melakukan kerjasama bilateral KRW/IDR swap arrangement," kata juru bicara Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah lewat keterangan pers, Senin (14/10).

Informasi soal rencana pertukaran devisa dengan Korsel sudah bocor ke wartawan sejak bulan lalu, melalui pernyataan beberapa pejabat pemerintahan. Cuma, otoritas Negeri Ginseng itu langsung membantah ada kerja sama moneter apapun.

"Tidak ada diskusi atau kesepakatan yang dibuat antara dua negara (mengenai perjanjian bilateral swap) termasuk dalam besaran dan persyaratan swap," tulis pernyataan resmi Bank Sentral Korea di Reuters (26/9).
Kini, bilateral swap resmi berlaku dan Indonesia sudah menerapkan perjanjian serupa kepada China dan Jepang. Rupiah sangat butuh sokongan setelah melemah 16 persen terhadap Dolar Amerika (USD) selama gejolak keuangan dua bulan lalu. Dengan tambahan perjanjian bersama Korsel, maka ada dana USD 40 miliar sebagai cadangan menghadapi krisis moneter yang bisa terjadi sewaktu-waktu.


Difi mengatakan nilai pertukaran ini bisa mencapai 10,7 triliun Won atau setara Rp 115 triliun. Fasilitas siaga bila salah satu negara butuh cadangan devisa mendadak ini berlaku selama tiga tahun. "Fasilitas ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak," ujarnya.

Analisa : untuk menghadapi krisis monoter yang terjadi negara Indonesia dan Korea Selatan sepakat mengadakan penukaran cadangan devisa agar mendapatkan suntikan karena rupiah melemah terhadap Dolar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar